Tuesday, September 27, 2016

Mobil Mendaki Puncak Telomoyo Terjebak Kabut Dan Jalan Sempit Rusak

Puncak telomoyo di Magelang memang menjanjikan pemandangan yang indah :





Dan berangkatlah ibu lenny beserta suami, adik, teman dan pegawainya bermobil menuju puncak telomoyo sekitar jam 4 pagi, untuk dapat mengulang pengalamannya melihat sunrise seperti 12 tahun lalu disitu. Pada jam 4.40 mendekati puncak, perjalanan harus berhenti karena terhalang kabut. Perjalanan menjadi mencekam menegangkan karena gelap, kabut, jalan sempit dan rusak dengan jurang dalam di salah satu sisi.

Copas status Mba Lenny :


Pagi ini saya di "ngeh kan" oleh HS tentang beberapa kejadian yang menimpa saya belakangan ini..
Bermula dari anak saya yang sedang bermain dan mengucapkan kata. "ready... Go"
Sepintas itu kata biasa yang diucapkan oleh anak kecil tapi entah mengapa kata2 itu pun selalu terngiang.
Lalu ketika saya bertemu dengan si bray sepintas pun dia mengatakan, "kalau hal itu terjadi saya sudah pengangkatan"
Kemudian kata itu pun terngiang lagi.
Saya berpikir dengan keras dan bertanya2 sebenarnya apa arti dari kata "ready... Go". Kita lihat kamus kita akan mengerti artinya siap... Pergi...
Tapi jawaban itu tidak menentramkan hatiku... Artinya lebih dari itu... Dan untuk seseorang mengatakan dengan yakin dan tentang kata itu pun saya rasa hanya segelintir orang termasuk saya.
Hari senin kemarin, saya beserta suami, adik, teman dan pegawai saya berencana untuk pergi wisata alam... Kami memutuskan untuk pergi ke telomoyo yang berada di tengah2 antara salatiga dan magelang... Kami ingin melihat matahari terbit. 12 tahun yang lalu saya pribadi pernah kesana dan memang pemandangannya luar biasa keren..
Kami putuskan untuk berangkat pagi2 sekali jam 3.30..yang benar2 harus sadar dalam kondisi gelap adalah saya yang pegang peta dan suami saya yang lagi nyetir..
Everything is ok sampai kami masuk lokasi telomoyo nya... Semakin ke atas jalanan semakin sempit dan rusak..
Di kiri jalan kami adalah jurang yang sangat tinggi dan curam. sedangkan di sebelah kanan adalah lereng dan jalanan nya pun hanya cukup untuk 1 mobil.. Tidak lebih tidak kurang bahkan sangat ngepres. Kabutnya pun mulai terasa.
Jam 03.55 suami memutuskan untuk berhenti dulu untuk tidak melanjutkan perjalanan karena kabutnya yang luar biasa, keadaan yang gelap sekali dan rute yang belok2an nya sangat tajam.
Kalau menurut normalnya perjalanan dari salatiga ke telomoyo hanya makan waktu 1jam... Dan kami sudah melewati 45 menit lebih yang artinya adalah hanya tinggal beberapa km lagi kami sampai di puncaknya..
Di perhentian itu kami semua stress dan saling menghibur diri. dan dari semua orang saya yang paling stress. Lihat rute di maps pusing, liat lokasi dimana kita berdiri lemes, ditambah lagi suhu yang luar biasa dinginnya..saya rasa suhu berada di 10 derajat an...(saya sudah pakai baju rangkap tiga pun masih sangat kedinginan dan dinginnya nusuk tulang)...mau mundurin mobil resiko tinggi yang ada hanya bisa maju dan tanpa tau apa yang akan terjadi di depan... Kalau dibelakang ada pergerakan sedikit aja mobil serasa mau nyemplung ke jurang. Signal di hp ga ada. Mau hubungi orang sangat susah.. Bahkan telpon no darurat saja sampai tidak bisa nyambung. Mau turun ke bawah cari bantuan orang pun sangat beresiko mengingat pakaian yang dipakai oleh teman2 hanya beberapa helai saja... Dan perjalanan ke bawah pun sangat jauh.. Bisa2 lemes membeku...
Suami dan teman bilang untuk menunggu sampai langit agak terang baru kita berani jalan.. Jujur saya sudah lemas dari ujung kepala sampai ujung kaki. Rasanya bener2 sudah seperti nyerah ga tau harus apa. Sampai terbesit film 127 hours dan bertanya apakah kami akan alami hal yang sama..
Saya dalam semua kepanikan dan ketakutan berkata ma Tuhan, "Tuhan ga lucu kalau kami harus bye2 dengan cara ini. Ak bawa anak orang e Tuhan. Pertangungan jawabku gimana? Ni kalau ada mobil yang turun atau yang naik lagi selesai ni Tuhan...Please banget selamatin kami Tuhan... Please...
Hatiku, jantungku wis bener2 mau copot... Kita semua berpikir sampai saya bertanya ma pegawaiku... "kamu ga nyesel ah ikut pergi ini? " dengan santai e mereka ngomong ga nyesel dan cuma mereka aja yang masih bisa ketawa tanpa beban ketakutan.
Kami coba jalan kaki ke atas... Sambil melihat aman atau tidak untuk mobil bisa naik... Sampai akhrnya ketika suami ketemu sedikit tempat untuk mobil bisa muter, saya pribadi lega serasa disiram air hangat ditengah kedinginan yang gila banget.
Belum selesai di situ, karena lokasi muter yang sangat ngepas dan berpapasan dengan jurang, mobil sempet ga mau naik yang ada hanya mundur aja.. Kami putuskan untuk dorong dari depan...suara ban yang menderit dengan keras dan belum lagi ditambah suara gas yang sangat keras.kebayanh seperti apa ban e terjerembab. Tapi finally kami bisa keluar dan begitu mobil bisa muter balik hati kami tenang.
Akhirnya kami tiba di bawah dengan selamat dan begitu bertemu dengan orang teman kami penasaran bertanya pada penduduk setempat ,"jalan ke telomoyo lewat mana? Ada jalan lain ga? Bisa dilalui mobil ga? Kalau selisipan sama mobil lain bisa lewat ga? " dan anehnya jawaban dari mereka ya jalannya sama seperti yang kita lewati dan cuma satu. Mobil ya bisa naik. Kalau ada mobil lagi ya tetap bisa lewat.
Kami pun cuma bisa tertawa meringis sambil bayangin mobil yang ketap ketip di tengah gunung.
Dan hari ni ak tau hatiku belum bisa berkata yes ak ready... Go...
Iman ku masih sangat cetek sekali... Dan ak tau kata itu susah sekali artinya..
Ak harap ketika ak melihat kenangan coretan ku ini di facebook ak bisa mengatakan dengan mantap l,m ready... Go dengan mantap atau kalau bisa lebih cepat it's better berarti imanku sudah bukan iman manusia tapi imanMu.

gelap dan berkabut dijalan sempit disisi jurang


Wow sungguh menegangkan yah.

Bagaimana sih jalur menuju puncak telomoyo ini? Berikut hasil survey goggle :



wow berkelok-kelok dan penuh tanjakan tajam



Link Googlestreetview



Memang sih puncak telomoyo bisa dijangkau dengan mobil :


Tuh ada livina yang sampai puncak :


 Tapi kalau kena kabut yah lebih jangan naik :


Mobil googlearth pun nyerah ngga jadi naik, atau kameranya kehalang palang bambu?


Untung rombongan ibu lenny gagal naik karena kabut dan balik arah, karena mungkin selanjutnya ketemu jalan longsor.

Sebaiknya sih kalau mau bawa mobil ke medan extrim seperti itu pastikan dulu jalurnya pakai survey dengan motor sebelumnya, atau tanya di group motuba yah :D 

No comments:

Post a Comment